M Yusuf Mahmud, di Dusun Bakti Gmpong Bate Puteh, Kecamatan Langsa Lama, berharap rumah gubuknya itu bisa tergantikan dengan bantuan rumah duafa pemerintah.
MEUREUDU - Wakil Bupati (Wabup) Pidie Jaya, H Said Mulyadi SE MSi mengaku kebutuhan rumah layak huni untuk keluarga miskin/duafa di kabupaten itu mencapai ribuan unit. Tahun ini saja, kata Said, 4.522 unit rumah mendesak untuk dibangun baru dan direhab. Sejak tahun 2014 sampai 2016, rumah yang masuk dalam program rehab, baru 1.200 unit (30%).
“Karena keterbatasan anggaran, realisasi bantuan untuk membangun atau rehab rumah, terpaksa dilakukan bertahap,” kata Said Mulyadi, Kamis (6/10), usai menyerahkan bantuan dana untuk rehab rumah untuk keluarga miskin/duafa di kabupaten itu.
Bantuan dana rehab rumah yang diserahkan kemarin, bersumber dari Baitul Mal Pidie, untuk 27 keluarga miskin/duafa yang masing-masing menerima Rp 25 juta. Program bantuan rehab rumah ini sudah berjalan sejak dua tahun lalu, dan saat ini dilaporkan sudah 1.000 unit rumah yang dibantu dana rehabnya. Wabup Pijay berjanji, tahun 2017 mendatang, dana yang diplotkan untuk program ini akan lebih banyak lagi. “Bahkan sekitar 50 persen dana Otsus akan diplot untuk program yang sama,” kata Said Mulyadi.
Ia mengakui bahwa dengan dana yang tersedia, upaya untuk memberi tempat tinggal yang layak bagi warga miskin di kabupaten ini tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat. “Karena itu untuk warga yang masih menempati rumah tak layak huni, supaya bersabar menunggu giliran,” pintanya.
Sementara, Kepala Baitul Mal Pijay, Tgk Marzuki HM Ali mengatakan, program rehab rumah ini dilakukan, karena untuk membangun rumah baru bagi warga yang tinggal di rumah tak layak huni, biayanya dinilai terlalu besar, yakni Rp 75 juta/unit. “Sedangkan dana yang terkumpul melalui Baitul Mal, juga harus disalurkan kepada berbagai senif lain, seperti membantu santri yang sedang menuntut ilmu, untuk balai pengajian, dan fakir miskin,” ujarnya.
Tahun ini, Baitul Mal Pidie hanya bisa memplotkan anggaran Rp 675 juta untuk 27 keluarga miskin/duafa di delapan kecamatan, yang beberapa di antaranya masih dalam pengerjaan. “Kita berharap akhir November ini rampung seluruhnya,” kata Tgk Marzuki.(ag)
Sumber : Serambi Indonesia