Ilustrasi Warga antrean.SERAMBI/ABDULLAH GANI
Laporan Abdullah Gani | Pidie Jaya
SERAMBINEWS.COM, MEUREUDU - Diperkirakan tidak kurang dari 3.000 warga dari sejumlah kecamatan di Pidie Jaya termasuk ratusan anak-anak, Jumat (23/6/2017) siang tumpah ruah ke Kantor Bupati di Cot Trieng Meureudu.
Seperti halnya menjelang meugang Ramadhan sekitar sebulan lalu, kedatangan mereka kali ini juga bermaksud serupa yaitu ingin mendapatkan uang meugang hari raya dari penguasa negeri Pijay.
Masyarakat dari berbagai lapisan bahkan puluhan bayi di gendongan ibunya mendatangi kantor bupati secara bergelombang sejak usai shalat Jumat.
Mereka duduk-duduk diteras luar kantor menunggu sang pemimpin datang.
Setelah sekitar 2,5 jam ditunggui, baru kemudian atau pukul 16.30 WIB, Wabup Pijay, H Said Mulyadi SE, MSi pun tiba di lokasi.
Melihat orang yang mereka nantikan datang, semua tamu tampak lega dan senang. Begitu turun dari mobil dinasnya, Said Mulyadi memberi aba-abak supaya sang tamu yang sudah sekian lama menunggunya bergegas masuk ke ruang tunggu di lantai dasar kantor tersebut.
Setelah petugas mengomandoi warga untuk tenang dan membentuk barisan, lalu tanpa mmebuang-buang waktu, satu per satu Wabup membagikan amplop berisi uang.
Hanya sampai belasan orang saja dibagikan, lalu Said mempersilahkan stafnya untuk meneruskan pembagian amplop tersebut.
Pun begitu, orang nomor dua di Pijay itu tak beranjak dari kerumunan massa termasuk ratusan anak-anak. Lalu satu per satu Wabup merogoh ke kantong lalu membagikan uang kepada anak-anak termasuk bocah di gendongan ibunya.
Dengan wajah ceria dan senyum simpul, uang itu dibagikan kepada anak-anak yang terus mengerumuninya. “Nyo pat nyak, blou kueh beh,” ujarnya.
Sekali-kali, wabup menyalami orang tua dan para cacat dengan salam tempel sambil berucap, “nyoue pat droue neuh tengku untuk nebloeu setrop atau boh rom-rom,” kata Said Mulyadi.
Setelah hampir 1,5 jam kemudian, secara berangsur-angsur warga bubar. Wabup Sendiri mengaku senang bisa memberikan sesuatu yang bisa dimanfaatkan untuk meugang oleh warga miskin tersebut. (*)