Anak-anak membantu orang tuanya memproduksi garam, di Gampong Lancang Paru Kecamatan Bandarbaru, Pidie Jaya
* Dari 36 Jadi 194 Hektare
MEUREUDU - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pidie Jaya (Pijay) terus memperluas lahan garam rakyat, bagian dari upaya peningkatan perekonomian masyarakat. Area pengelolaan usaha garam rakyat (PUGaR) 2018 masih seluas 36 hektare yang dikelola oleh 50 orang, tetapi tahun 2019 ini sudah menjadi 194 hektare atau bertambah 158 hektare.
Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Pidie Jaya yang menangani pengembangan usaha garam rakyat telah melihat keberhasilan para petani garam yang telah dibantu pada 2018 lalu.
Untuk mempercepat pengembangan usaha garam, calon petani dari sejumlah kecamatan menghadiri pertemuan pada Jumat (3/5). Pertemuan yang berlabel ‘Rembug Daerah’ untuk mensosialisasikan teknik tepat guna, mulai dari sistem integrasi hingga plasma.
Pertemuan yang berlangsung dari pagi sampai sebelum shalat Jumat (3/5) itu membahas pola memproduksi garam yang baik dan benar serta mencari kesepakatan bersama. Kadis DKP Pijay, Ir Kamaluddin, dalam paparannya menyebutkan 158 hektare luas lahan garam tahun ini tersebar di empat kecamatan.
Disebutkan, Kecamatan Bandarbaru seluas 70 hektare, meliputi Gampong Cut Nyong 28 hektare, Gampong Paru Keude 16 hektare dan Gampong Paru Cot seluas 26 hektare. Kecamatan Panteraja seluas 26 hektare tersebar di Gampong Peurade. Kecamatan Trienggadeng di Gampong Cot Lheue Reng seluas 29 hektare serta Gampong Grong Grong Capa, Kecamatan Ulim seluas 30 hektare.
Dia menjelaskan dengan luas lahan garam 194 hektare, maka jumlah petani sebanyak 186 orang. Disebutkan, dalam Rembug Daerah yang digelar di aula Bappeda, DKP Pijay mendatangkan salah seorang pengusaha garam dari Madura, Jakfar Siddiq, yang juga pejabat di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI.
Kamaluddin mengatakan kedatangan Jakfar Siddiq untuk menjelaskan tentang tata cara memproduksi garam yang baik dan benar, sebagaimana yang dikelola di lahan milik pribadinya disana. “Kekompakan sesama disertai kerja keras dan penuh kesabaran menjadi faktor penentu keberhasilan pengembangan usaha garam ini,” ujar Kamaluddin.
Dia berharap para petani garam yang ikut dalam pertemuan itu dapat menerapkan pola pengolahan garam dengan baik, seperti yang dipaparkan oleh jakfar Siddin. Dikatakan, dengan pengalaman yang telah dimilikinya, maka para petani garam di Pijay harus mampu mengikuti pola yang diterapkannya di Madura, termasuk kerjasama dengan petani garam lainnya.
Kamaluddin menuturkan, PUGaR 2018 yang dilaksanakan di Gampong Lancang Paru, Bandarbaru dengan anggaran dari APBN sebesar Rp 5,5 miliar telah menunjukkan hasil. “Atas dasar itulah, pemerintah pusat melalui KKP kembali meluncurkan kegiatan serupa di Pidie Jaya dan kita doakan, semoga di tahun kedua ini juga berhasil,” tandas Kamaluddin.(ag)
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Pijay Perluas Lahan Garam, https://aceh.tribunnews.com/2019/05/05/pijay-perluas-lahan-garam.
Editor: bakri